Pengamatan Epidemiologi Stunting oleh Siswa SMK Bhakti Kencana Subah

Subah, KencanaNews – Sabtu 26 Februari 2022 siswa kelas X Asisten Keperawatan SMK Bhakti Kencana Subah, Batang melakukan praktek pada mata pelajaran Ilmu Kesehatan Masyarakat yaitu observasi tentang isu stunting pada anak balita. Pengamatan dilakukan di Desa Sojomerto Kecamatan Reban, Desa Wonosobo Kecamatan Reban, Desa Bandungan Kecamatan Limpung, Desa Amongrogo Kecamatan Limpung, dan Desa Blado Kecamatan Blado.

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pola penyebaran penyakit atau kejadian yang berhubungan dengan kesehatan, beserta faktor-faktor yang dapat memengaruhi kejadian tersebut. Pada bab ini siswa ditugaskan untuk melakukan pengamatan di masyarakat tentang stunting pada anak balita. Dengan melakukan pengamatan langsung siswa mengetahui faktor-faktor penyebab stunting secara nyata dan tahu bagaimana mengatasinya.

Menurut Suprapti, SKM. selaku guru pengampu mata pelajaran Ilmu Kesehatan Masyarakat bahwa kegiatan ini bertujuan untuk:

  1. Surveylance epidemiologi tentang isu stunting
  2. Melatih siswa dalam kecakapan pendataan/enumerasi atau pembelajaran sebagai  enumerator
  3. Mendapatkan data untuk bekal penyuluhan
  4. Pengabdian masyakat oleh SMK Bhakti Kencana Subah dalam memberikan edukasi kesehatan anak dan resiko stunting
  5. Ikut serta program pemerintah terhadap percepatan penanganan stunting

Ini merupakan pengalaman pertama melakukan pendataan dan latihan melakukan penyuluhan pada masyarakat secara langsung,” tutur Seli.

Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek daripada teman-teman seusianya dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi. Anak masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD). Terlebih lagi, jika kondisi ini dialami anak yang masih di bawah usia 2 tahun dan harus ditangani dengan segera dan tepat. Tubuh pendek pada anak yang berada di bawah standar normal merupakan akibat dari kondisi kurang gizi yang telah berlangsung dalam waktu lama. Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi badan anak terhambat sehingga mengakibatkan dirinya tergolong stunting.

Penyebab stunting pada anak adalah

1. Kurang asupan gizi selama hamil

2. Kebutuhan gizi anak tidak tercukupi

3. Faktor penyebab lainnya

Selain itu yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan stunting pada anak, yaitu:

  • Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
  • Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal (setelah melahirkan).
  • Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
  • Masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong mahal.

Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak, tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:

  • Pertumbuhan melambat
  • Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
  • Pertumbuhan gigi terlambat
  • Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
  • Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya
  • Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.
  • Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menache (menstruasi pertama anak perempuan).
  • Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.

Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme. Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin berdampak:

  • Menurunkan kemampuan perkembangan kognitif otak anak
  • Kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit
  • Risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan
  • Penyakit jantung
  • Penyakit pembuluh darah
  • Kesulitan belajar

Sementara itu cara mencegah stunting pada balita, yaitu:

  • Rutin memantau pertumbuhan perkembangan balita
  • Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita.
  • Melakukan stimulasi dini perkembangan anak.
  • Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal untuk anak.

Beberapa cara mencegah stunting untuk ibu hamil dan bersalin yaitu:

  • Pemantauan kesehatan secara optimal beserta penanganannya, pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi.
  • Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) secara rutin dan berkala.
  • Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat, seperti dokter, bidan, maupun puskesmas.
  • Memberikan makanan tinggi kalori, protein, serta mikronutrien untuk bayi (TKPM).
  • Melakukan deteksi penyakit menular dan tidak menular sejak dini.
  • Memberantas kemungkinan anak terserang cacingan.
  • Melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.

Cara mencegah stunting untuk anak usia sekolah

Anak sekolah juga perlu diberi pembekalan sebagai upaya pencegahan stunting, seperti:

  • Memberikan asupan gizi sesuai kebutuhan harian anak.
  • Mengajarkan anak pengetahuan terkait gizi dan kesehatan.

Untuk remaja

Meski stunting pada remaja tidak bisa diobati, tapi masih bisa dilakukan perawatan, di antaranya:

  • Membiasakan anak untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan tidak memakai narkoba
  • Mengajarkan anak mengenai kesehatan reproduksi

Untuk dewasa muda

Berikut cara mencegah kondisi ini pada usia dewasa muda:

  • Memahami seputar keluarga berencana (KB)
  • Melakukan deteksi dini terkait penyakit menular dan tidak menular
  • Senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan tidak memakai narkoba.

Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak bisa dikembalikan seperti semula. Artinya, ketika seorang anak sudah stunting sejak masih balita, pertumbuhannya akan terus lambat hingga ia dewasa. (Str)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *